Buat Kasihku.
Mendapatkan pusaran air pada jeram sungai
disitulah aku bermukim
Bergolak dan kehilangan mata angin
Waktupun menderas tak sampai-sampai
Hujan berwarna membasahi tempat-tempat
pertemuan. Kehidupan berlangsung bagai
bayang-bayang, melintas cepat dan kabur
Namun sejumlah tempat duduk, tempat berdiri,
tempat berbaring, tercatat begitu rinci
Sebenarnya kita sedang terbujuk arus duka
Yang menyeret setiap angan menuju muara
mabuk kepayang
Dengarlah gerimis air mata itu
Renyai sebelum tiba hari perpisahan
Namun waktu terus menderas, meski
tak sampai-sampai
Februari'06